Ketika Waktunya Tiba

Sudah lebih dari sebulan ini, Si Sulung minta mandiri menjajagi angkutan kota menuju lokasi-lokasi familiar. Buat Emak yang tahu rasanya disorientasi tentu bukan hal mudah utk bisa mengabulkan permintaan anaknya. masih belum yakin apakah kemampuan spatialnya sudah siap atau belum.
Bahkan ayahnya diam-diam cemas, tapi hati ini menghembuskan kata "aman, he'll be okay" .suara hati yang layak dipercaya

Nyasar, adalah ketakutan terbesar orang tua pada anak disleksianya. --- https://dyslexiavictoria.wordpress.com/2010/05/09/dyslexia-and-spatial-awareness/

Jadi sebelum pembelajaran naik angkot dimulai, kami duduk bersama membahas hal-hal penting tentang solo travelling  seperti : mereview dulu beberapa lokasi di sekitar tenpat awal berangkat dan tiba, sesuatu untuk dijadikan landmark, meeting point, menghapalkan warna mobil angkotnya, strip khasnya, no angkot berdasarkan tujuannya, berapa uang yg harus dibawa, dimana menyimpan emergency cash, e-money card, bagaimana menjaga barang di angkot, bagaimana mengatur barang bawaan agar tidak mengganggu orang lain diangkot. dalam keadaan darurat apa yg harus dilakukan,

kami mulai secara bertahap, mengenali meeting point pertama. minggu berikutnya jarak tempuh diperpanjang, demikian seterusnya. Setiap bertemu, kami akan bahas dengan antusias apa yang dinikmati sepanjang jalan, berapa ongkosmnya, gimana tadi nyebrang jalannya, penuh ga angkotnya dan banyak lagi. hingga hari ini dia bisa pulang ke rumah sendiri dengan sukses, tanpa pantauan HP. tidak banyak tanya jawab diperjalanan.

Jarak yang 'tak seberapa' itu tetap membuat cemas dan menit-menit menantinya tiba di rumah terasa lama luar biasa. and its all end perfectly today.

Buat kami orang tua dengan anak Dyslexia (remember he's also Dyscalculia, Dysgraphia, dyspraxia & ADD)  dan zaman seperti ini yang seram ga semana zaman kita kecil bisa kukulintingan berangkot ria dengan aman, Cuman untuk naik angkutan umum aja udah luar biasa butuh pembelajaran tersendiri seperti untuk belajar beradaptasi dengan keramaian, siaga dengan keasingan, keberanian bertahan dan melindungi diri di tempat yang rawan (terminal cicaheum, hellooooo...)
kenapa harus menunggu seusia sekarang untuk belajar naik angkutan umum?, setiap anak memiliki kecepatan waktu belajar yg tidak sama, yg penting stimulasi, begitu tiba waktunya, terbangkan roketnya! semua akan baik pada waktunya


Comments

Popular posts from this blog

Dawwi, Disleksia dan Akomodasi UN

Baby Step