Two years and many years to come


Sekitar januari 2009, sebuah jawaban akhirnya memutus belitan pertanyaan yang telah lama menganggu kenyamanan kami. Menjawab semua pertanyaan tentang kesulitan-kesulitan yang tidak masuk akal. Jawaban yang memasukan kami ke sebuah kehidupan yang baru. Dunia Dyslexia.

ah kesulitan membaca dan menulis saja, ternyata kompleks.

Dyslexia, sebuah neurodiversity, bukan kecacatan tapi menjadi bagian seumur hidup dawwi. Diagnosa nya dyslexia dan kawan-kawan, dyscalculia dan dysgraphia. 'Kesederhanaan' masalah ini buyar setelah saya banyak belajar tentang dyslexia, karena seiring tumbuh kembang nya yang terintegrasi masalah psikologis akan jadi negative impact yang luar biasa jika dyslexia di hadapi setengah hati. Saya dan ayah pun hidup di dunia ini, dunia dyslexia ..

Gangguan prilaku pun membuat kami bersikap 'khusus' menghadapi dawwi. Tak jarang kritikan tajam mampir ke kuping kami :).

Dyslexia is not simple back than.

Buku, internet, seminar, workshop, parenting class, dokter, psikolog jadi sahabat-sahabat terbaik menemani kami 'digging up the things'. Kadang lelah, sering menangis, sering kesal, tidak sabar tapi itulah bagian dari perjalanan kami bersama-sama.

Namun Dawwi anak yang beruntung, semoga keberuntungan nya seperti kalung yang selalu menggantung dileher, bersamanya selalu. Kasus dyslexia diagnosanya kebanyakan tegak sekitar kelas 3-4, saat masalah mulai muncul dan dampak-dampak dari masalah tersebut mulai mengisi pertumbuhan psikologis si anak. Dua tahun lalu, dawwi dinyatakan dyslexia pada usia 5,5 tahun saat masih di TK B. Terapi prilaku mengawali perjalanan panjang ini hingga saat ini menjalani terapi remedial+prilaku. Kami punya kesempatan mempersiapkan dawwi menerima keadaanya secara menyeluruh dan 'mempersejatai' nya untuk menempuh perjalanan panjang. Tidak cuma dokter,psikolog (juara bageur na) dan terapis yang sabar, Dawwi juga di dampingi guru yang mengerti keadaannya dan berdedikasi luar biasa (mau menerima dan membimbing dawwi, mau belajar tentang hal baru, sangat luar biasa ikhlas membantu dan bekerja sama). Dalam kelelahan saya, biasanya saya akan menghubungi gurunya, ibu ayu (dulu dgn bu indri, bu euis, pak wahyu, sekarang pak alip dan ibu vina orthopaedagog di sekolah). Mendengar cerita dan evaluasi bu ayu dan guru2 yang lain membuat saya lebih 'seimbang' memandang perkembangan dawwi serta membuat saya lebih bersyukur ....

Sepanjang jalan ini, tadi saat makan siang saya mendengarnya membaca tentang 'lahirnya' gunung krakatau dari buku yang baru kami beli, saya tak kuasa menahan diri memeluk dan menciumnya di tengah hiruk pikuk restoran. Jalan yang penuh warna ini memberikan hasil dan harapan bahwa setelah jalan berikutnya yang akan kami tempuh dawwi pasti akan jadi ksatria dunia, entah jadi apa kelak dia saya yakin dia akan menaklukan dunianya.

Semoga keberuntungan selalu jadi milik mu, nak! Semoga Allah mengizinkan dan memberi kemampuan untuk ayah bunda mendampingi mu terus hingga dunia di tangan mu ...

Saya yakin perjalanan panjang berikutnya bisa kami lalui ...


Bandung, januari 2011

Comments

Popular posts from this blog

#IndonesiaJujur Ketika Maling berteriak "Maling"

Baby Step

Ketika Waktunya Tiba