Ada Ambulance, Minggir yuks ...
Walaupun sudah 'nrimo' dengan masyarakat yang berprilaku ga peduli di sepanjang jalan raya, seperti motor-motor yang nyesek berhenti di zebra cross saat lampu merah, mobil yang ngambil jalur kiri di perempatan padahal mau ambil jalan yg lurus. saya bermimpi, masyarakat kita bisa sadar untuk bisa menempatkan diri dengan baik di jalan raya dengan tidak'mengganggu' perjalanan orang lain yang berpacu dengan nyawa
kebetulan saya sudah dua kali berurusan dengan ambulance, yang satu saat mengantar ayah saya yang tiba-tiba kolaps di kamar mandi. dengan ambulance kami membawa beliau ke rumah sakit yang jarak tempuh normalnya 20-25 menit. beruntunmg kota semarang (waktu itu) ga padat apalagi macet. cukup menerobos beberapa lampu merah kami tiba dalam waktu kurang dari 10". seru! kebetulan saya mengikuti dari belakang, berasa rally. rasanya bersyukur luar biasa bisa "kompromi' waktu sehingga ayah saya bisa mendapat pertolongan yang cepat ...
Kedua kali, saya mengantar almarhum ibu mertua yang mendapat serangan jantung,dipindahkan dari sebuah rumah sakit swasta ke sebuah rumah sakit pusat di bandung,karena dokter beliau praktek disana setelah beliau mendapat perawatan emergency yang baik di RS swasta tersebut. kali ini saya duduk di depan, saya mengawal beliau sendiri saja, dalam keadaan hamil 5 bulanan. sirine yang meraung-raung, klakson yang galak di setiap persimpangan ternyata tidak membuat pengendara mobil sepanjang dago bandung mau bergeser 5 cm pun! hingga di lampu merah pun, pak supir ambulance harus bergaya "mau nyeruduk" motor-motor yang menikmati suara sirine bak dangdut koplo supaya mereka mau kasih jalan
Barangkali, masyarakat kita itu memang ndableg atau baru mau belajar setelah mengalami sendiri betapa pentingnya ambulance dikasih jalan, sesederhana itu. cukup geserkan kendaraannya sedikit saja. percayalah walau 5 cm anda geserkan kendaraan anda (kalau tidak bersedia menepi) anda sudah membantu 'memperpanjang' umur seseorang yang tergeletak tak berdaya di dalam ambulance,berpacu dengan waktu menggapai pertolongan di tempat yang tepat.
kebetulan saya sudah dua kali berurusan dengan ambulance, yang satu saat mengantar ayah saya yang tiba-tiba kolaps di kamar mandi. dengan ambulance kami membawa beliau ke rumah sakit yang jarak tempuh normalnya 20-25 menit. beruntunmg kota semarang (waktu itu) ga padat apalagi macet. cukup menerobos beberapa lampu merah kami tiba dalam waktu kurang dari 10". seru! kebetulan saya mengikuti dari belakang, berasa rally. rasanya bersyukur luar biasa bisa "kompromi' waktu sehingga ayah saya bisa mendapat pertolongan yang cepat ...
Kedua kali, saya mengantar almarhum ibu mertua yang mendapat serangan jantung,dipindahkan dari sebuah rumah sakit swasta ke sebuah rumah sakit pusat di bandung,karena dokter beliau praktek disana setelah beliau mendapat perawatan emergency yang baik di RS swasta tersebut. kali ini saya duduk di depan, saya mengawal beliau sendiri saja, dalam keadaan hamil 5 bulanan. sirine yang meraung-raung, klakson yang galak di setiap persimpangan ternyata tidak membuat pengendara mobil sepanjang dago bandung mau bergeser 5 cm pun! hingga di lampu merah pun, pak supir ambulance harus bergaya "mau nyeruduk" motor-motor yang menikmati suara sirine bak dangdut koplo supaya mereka mau kasih jalan
Barangkali, masyarakat kita itu memang ndableg atau baru mau belajar setelah mengalami sendiri betapa pentingnya ambulance dikasih jalan, sesederhana itu. cukup geserkan kendaraannya sedikit saja. percayalah walau 5 cm anda geserkan kendaraan anda (kalau tidak bersedia menepi) anda sudah membantu 'memperpanjang' umur seseorang yang tergeletak tak berdaya di dalam ambulance,berpacu dengan waktu menggapai pertolongan di tempat yang tepat.
yuks, (belajarlah) jadilah masyarakat yang peduli ....
Comments