KURSUS BACA MULAI DI USIA 3
DARI NAKITA ONLINE: KURSUS BACA MULAI DI USIA 3 Mana tahan kalau tak pasang target?
DR Rose Mini A.P., MPsi, pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, berpendapat curi-curi start agar si kecil bisa calistung boleh-boleh saja. Asalkan caranya tepat. "Punya keinginan untuk maju itu bagus. Hanya tidak dengan cara yang membebani anak. Bagaimanapun juga anak punya tugas perkembangan sesuai dengan usianya. Tugas perkembangan itu harus dilalui dan diselesaikan sesuai masanya. Kalau sekadar berkenalan tentu boleh. Yang penting, si prasekolah tahu bahwa ada, lo, yang namanya tulisan. "Jadi kalaupun ingin mengajarkan calistung atau memasukkan si kecil ke kursus, lihat-lihat dulu program dan metodenya, cocok atau tidak bagi anak seusianya," saran psikolog yang akrab disapa Romi ini. DUDUK MANIS? NO WAY Sore itu (11/7), suasana kursus baca tulis di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang dikunjungi nakita persis sebuah taman bermain. Semrawut! Dalam satu kelas tampak sekumpulan peserta kursus yang usianya berbeda-beda; dari 3 sampai 5 tahun. Satu guru membimbing 4-5 murid. Memang, guru akan mengajarkan materi yang berbeda pada masing-masing anak; untuk si usia 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. Namun, bisa dibayangkan keramaiannya. Seorang anak tampak sibuk mewarnai gambar, yang lainnya berlari-lari mencari-cari buku yang menarik, sementara yang agak besar sedang menyimak apa yang dikatakan sang tutor. Pemandangan seperti itu juga ditemukan pada sebuah kursus baca tulis lainnya yang berpusat di kawasan Kelapa Gading. Guru-gurunya tampak harus mengubah-ubah gaya dan cara mengajar kepada masing-masing anak yang dalam sekelas jumlahnya sampai belasan. Toh, kalau orangtua menginginkan les privat bagi anaknya, bisa-bisa saja. Si kecil akan diajarkan baca tulis dengan lebih instensif oleh seorang guru. Namun tentu hitung-hitungan bayarannya akan berbeda. Bila normalnya 140-160 ribu per bulan, untuk privat tentu akan lebih mahal. Guru les baca tulis pun dapat dipanggil ke rumah. Soal honor, biasanya tergantung tawar-menawar. KEJAR TARGET Memang, penyelenggara kursus baca tulis ini sudah meninggalkan cara lama yang tidak menyenangkan misalnya meminta peserta kursus menghafal abjad A-Z di luar kepala lalu mengejanya. Mereka sepakat program yang diberikan tidak boleh memberatkan anak didik. Dengan metode-metode yang dipakai, pihak pengelola kursus percaya anak-anak bisa membaca dan menulis hanya dalam waktu 3-6. Alhasil, tempat-tempat kursus baca tulis cukup digandrungi. Malah ada seorang ibu peserta yang merasa mendapat dua keuntungan lewat kursus baca tulis ini. "Mendingan di sini, bayarannya murah dan tidak setiap hari. Anak jadi bisa baca-tulis. Coba di playgroup, bayarannya lebih mahal dan anak pun belum tentu bisa langsung baca-tulis." Untuk mengejar waktu, dalam setiap sesi yang makan waktu 45 menit hingga 1 jam, guru kursus harus bisa mencapai target materi tertentu. Ini berarti, anak tetap diberi "beban" untuk terus maju ke setiap program yang sudah dicanangkan. Nah, inilah yang perlu diwaspadai. Yang dikhawatirkan "target" tersebut menuntut anak secara berlebihan. Satu lagi kekurangan tempat kursus baca tulis ini, sepertinya mereka melupakan bahwa meskipun usia para peserta didik sama tetapi kemampuan setiap anak berbeda-beda. Ada yang sudah siap menangkap materi kursus dan ada yang belum. Yang belum siap bisa-bisa malah frustrasi. Untuk itulah, bila si kecil dimasukkan les baca-tulis, pemantauan dari orangtua tetap diperlukan. Dedeh, Zali | ||
|
Comments