Posts

KURSUS BACA MULAI DI USIA 3

Image
DARI NAKITA ONLINE: KURSUS BACA MULAI DI USIA 3 Mana tahan kalau tak pasang target? Meski tes calistung hanya merupakan bagian dari proses seleksi, tetap saja keberadaannya memengaruhi nilai anak. Wajar bila orangtua punya kekhawatiran dan akhirnya membekali anak dengan kemampuan calistung saat masih di TK bahkan playgroup. DR Rose Mini A.P., MPsi, pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, berpendapat curi-curi start agar si kecil bisa calistung boleh-boleh saja. Asalkan caranya tepat. "Punya keinginan untuk maju itu bagus. Hanya tidak dengan cara yang membebani anak. Bagaimanapun juga anak punya tugas perkembangan sesuai dengan usianya. Tugas perkembangan itu harus dilalui dan diselesaikan sesuai masanya. Kalau sekadar berkenalan tentu boleh. Yang penting, si prasekolah tahu bahwa ada, lo, yang namanya tulisan. "Jadi kalaupun ingin mengajarkan calistung atau memasukkan si kecil ke kursus, lihat-lihat dulu program dan metodenya, cocok atau tidak bagi ana...

Riset Pada Lulusan TK

DARI NAKITA ONLINE: RISET PADA LULUSAN TK Sebuah penelitian tahun 2002 yang dilakukan seorang psikolog di Amerika membandingkan dua kelompok anak. Kelompok pertama merupakan anak-anak yang dimasukkan ke TK-TK akademis. Sementara kelompok kedua merupakan murid-murid di TK-TK biasa. TK akademis adalah TK yang metode pembelajarannya seperti layaknya di SD, termasuk mengajarkan para muridnya berbagai pelajaran termasuk calistung. Sementara pengertian Tk biasa lebih pada TK yang mengutamakan metode bermain bagi para siswanya. Hasilnya sungguh mencengangkan. Saat duduk di kelas 1 SD, para lulusan TK yang "belajar melulu" ternyata tidak memiliki keunggulan akademis jangka pendek, apalagi jangka panjang, jika dibandingkan dengan siswa lulusan TK biasa. Bahkan siswa-siswi kelompok pertama terlihat lebih gelisah dan kurang kreatif jika dibandingkan murid-murid di kelompok kedua. Wah, ini jelas menunjukkan bahwa memaksakan sesuatu pada anak yang belum siap, akan percuma saja.

Calistung pada PAUD Salah Besar!

Image
Dari Pikiran Rakyat : Calistung pada PAUD Salah Besar! Akan Membatasi Interaksi Siswa dengan Lingkungan BANDUNG, (PR).- Pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada anak usia dini merupakan salah satu bentuk kesalahan terbesar yang diterapkan sistem pendidikan nasional Indonesia. Pada usia dini, pengajaran calistung justru akan membatasi interaksi siswa dengan lingkungan. Interaksi merupakan salah satu komponen penting untuk melejitkan kecerdasan anak. PENGURUS Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Jawa Barat menandatangani Deklarasi Himpaudi mendukung Akselerasi Pembangunan & Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini Jabar di RSG BP Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (PLSP) Regional II Jayagiri, beberapa waktu lalu.* DIDIN SJ/HUMAS "PR" Demikian diungkapkan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Dr. Ace Suryadi, saat membuka Rapat Kerja Wilaya...

MASUK SD MESTI CURI START

DARI NAKITA ON-LINE: MASUK SD MESTI CURI START Apakah Anda gelisah kalau si 5-6 tahun belum bisa baca tulis dan berhitung? Kalau jawabannya "ya", selamat bergabung bersama 61,5% responden milis nakita. Padahal, mereka atau mungkin Anda tahu lulusan TK tidak diwajibkan dapat membaca. Toh ini bak buah simalakama. Kalau si kecil tidak diajarkan membaca, menulis dan berhitung (calistung), bisa-bisa ia tidak lolos tes masuk ke SD favorit. Memang, sih, seperti dikatakan sumber nakita di SD swasta favorit yang berlokasi di Pal Merah, tes calistung bukan merupakan pokok dari keseluruhan tes. Meskipun anak belum mampu calistung bukan berarti dia langsung gagal. "Masih banyak penilaian lain yang akan menentukan apakah anak akan diterima atau tidak," ujar salah seorang staf penguji ini. Misalnya, tes motorik halus, kasar, auditori, visual, daya pikir, dan bahasa. "Hanya, bila anak mampu calistung, maka ada nilai tambah yang mungkin akan membuatnya lebih berpeluang untuk ...

ACA

A C A Antibodi Antikardiolipid Keguguran berulang tanpa sebab yang jelas bisa jadi karena antibodi antikardiolipid (ACA). Antibodi itu juga bisa menyebabkan stroke dan infark jantung pada usia muda. Demikian diungkapkan pakar hemostasis dan trombosis Prof Dr dr Karmel L Tambunan SpPD KHOM dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam jumpa pers menjelang Kongres Nasional Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) IX, Selasa (4/9), di Jakarta. Kongres itu, menurut Ketua PHTDI dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM, akan diselenggarakan tanggal 7-9 September 2001 di Semarang. Selain diikuti anggota PHTDI dari seluruh Indonesia, juga akan dihadiri para ahli dari Kanada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Belanda, Peranci...

sharing : Varises, Keguguran dan Sulit Hamil

Dari www.sinarharapan.co.id Diasuh oleh tim dokter RS Mediros Tanya: Saya seorang perempuan, umur 32 tahun. Saya sudah 6 tahun menikah tapi belum dikaruniai anak. Saya kerap mengalami keguguran. Selama ini saya sudah memeriksakan diri ke dokter kandungan di daerah tempat tinggal saya. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan laboratorium (darah, urin, secret vagina), dan USG kandungan. Perlu dokter ketahui, saya sering terlambat menstruasi sekitar 3-5 minggu, tapi kemudian keluar lagi. Saya juga menderita sedikit varises di kaki. Di luar itu, saya tidak memiliki penyakit lain. Pertanyaan saya, adakah penyakit yang membuat saya sering keguguran? Adakah hubungan antara penyakit varises di kaki dengan kesulitan saya punya anak? Ny. Fitri Banjarnegara ...

Kesehatan Kandungan Anda

Keguguran saat ini merupakan salah satu kegagalan kelangsungan proses kehamilan secara spontan pada usia lebih dini atau sama dengan 20 minggu. Dari seluruh kehamilan, kejadian keguguran sebanyak satu kali dapat dialami oleh sekitar 15-20 persen perempuan. Umumnya keguguran terjadi pada usia kehamilan di bawah 13 minggu. Keguguran akan menjadi masalah yang serius jika terjadi berulang. Kriteria keguguran berulang adalah jika terjadi keguguran berulang sebanyak lebih dari 3 kali berturut-turut. Dari seluruh kehamilan yang ada maka angka kejadian keguguran berulang adalah sekitar 0,5-1 persen. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya keguguran yang berulang tersebut. Faktor kerja berat, olahraga, atau hubungan sanggama, ternyata tidak menjadi penyebab terjadinya keguguran kehamilan. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab keguguran berulang antara lain : Kelainan kromosom atau genetik (15 persen) Infeksi pada rahim seperti bakterial vaginosis, klamidia atau infek...